PENDAHULUAN
Dalam
kehidupan sehari-hari kita tahu bahwa tanah apabila tidak dirawat akan terjadi
erosi yang menyebabakan tanah menjadi keras dan tumbuhan sulit hidup
Erosi adalah
pelepasan atau pemindahan material tanah dan batuan dari satu tempat ke tempat lain yang disebabkan oleh adanya
tenaga air, angin dan glester. .Erosi
biasanya terjadi dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah.
Menurut istilah ilmu geologi erosi adalah suatu
perubahan bentuk batuan, tanah atau lumpur yang disebabkan oleh kekuatan air,
angin, es, pengaruh gaya berat dan organisme hidup. Angin yanng berhembus
kencang terus-menerus dapat mengikis batuan di dinding-dinding lembah. Air yang
mengalir terus-menerus selama jutaan tahun dapat menggerusbatuan di sekitar
seperti yang terjadi pada Grand Canyon di Amerika. Demikian pula erosi akibat
es yang disebut dengan glacier yang dapat meretakkan batuan jika celah-celah
batuan yang terisi dengan air yang membeku.
Proses Terjadinya Erosi
Erosi merupakan proses alam yang terjadi di banyak
lokasi yang biasanya semakin diperparah oleh ulah manusia. Proses alam yang
menyebabkan terjadinya erosi adalah karena faktor curah hujan, tekstur tanah,
tingkat kemiringan dan tutupan tanah. Intensitas curah hujan yang tinggi di suatu
lokasi yang tekstur tanahnya adalah sedimen, misalnya pasir serta letak
tanahnya juga agak curam menimbulkan tingkat erosi yang tinggi. Selain faktor
curah hujan, tekstur tanah dan kemiringannya, tutupan tanah juga mempengaruhi
tingkat erosi. Tanah yang gundul tanpa ada tanaman pohon atau rumput akan rawan
terhadap erosi. Erosi juga dapat disebabkan oleh angin, air laut dan es.
PEMBAHASAN
Menurut Utomo (1991: 95) dalam Agung (2008: 16) macam-macam erosi dibedakan menjadi 2, yaitu:
1). Erosi alami atau erosi
geologi (Geologycal erosion)
Erosi alami atau
erosi geologi adalah erosi yang berlangsung secara alamiah, pada keadaan ini
tidak dikhawatirkan oleh proses erosi, karena masih merupakan proses
keseimbangan alam, artinya kecepatan kehilangan tanah masih sama atau lebih
kecil dari proses pembentukan tanah. Proses erosi ini terjadi karena
adanya pelapukan terhadap suatu batuan. Pemecahan agregat-agregat tanah atau bongkah-bongkah
tanah ke dalam partikel-partikel tanah yaitu butiran-butiran tanah yang kecil, sebagai akibat dari faktor eksternal seperti panas dan dingin. Kemudian
partikel-partikel tersebut dipindahkan melalui penghanyutan ataupun karena kekuatan angin (transportasi), setelah itu terjadi proses pengendapan atau sedimentasi pada daerah-daerah
datar seperti di dasar-dasar sungai atau lembah. Pada erosi jenis
ini kesuburan tanah masih terjaga, belum mengalami degradasi yang berarti.
2). Erosi dipercepat (Accelerated
erosion)
Erosi dipercepat
atau Accelerated erosion yaitu proses erosi yang dipercepat akibat
tindakan-tindakan atau perbuatan-perbuatan yang salah dalam pengelolaan tanah pada pelaksanaan pertanian. Dari pengertian ini diketahui bahwa aktivitas
manusia sangat membantu dalam mempercepat terjadinya proses erosi. Erosi yang
dipercepat ini banyak menimbulkan bencana dan kerugian seperti banjir,
kekeringan, ataupun turunnya produktivitas tanah. Hal ini dikarenakan bagian
tanah yang terhanyutkan atau terpindahkan jauh lebih besar dibanding dengan
pembentukan tanah.
Erosi ada beberapa macam
menurut proses terjadinya yaitu:
1. Erosi Akibat gaya Berat
Batuan atau
sedimen yang bergerak terhadap kemiringannya merupakan proses erosi yang
disebabkan oleh gaya berat massa. Ketika massa bergerak dari tempat yang tinggi
ke tempat yang rendah maka terjadilah apa yang disebut dengan pembuangan
massas. Dalam proses terjadinya erosi, pembuangan massa memiliki peranan
penting karena arus air dapat memindahkan material ke tempat-tempat yang jauh
lebih rendah. Proses pembungan massa terjadi terus menerus baik secara perlahan
maupun secara tiba-tiba sehingga dapat menimbulkan becana tanah longsor. Lereng
pegunungan yang terjal dan mengandung tanah liat di sekitar daerah yang sudah
retak-retak akan sangat rentan terhadap erosi akibat gaya berat.Erosi ini akan
berlangsung sangat cepat sehingga dapat menimbulkan becana longsor.
2. Erosi oleh Angin
Hembusan angin kencang yang terus menerus di daerah
yang tandus dapat memindahkan partikel-partikel halus batuan di daerah tersebut
membentuk suatu formasi, misalnya bukit-bukit pasir di gurun atau pantai. Efek
lain dari angin adalah jika partikel keras yang terbawa dan bertumbukan dengan
benda padat lainnya sehingga menimbulkan erosi yang disebut dengan abrasi. Pada
gambar 6 dapat dilihat contoh erosi oleh angin yang menyebabkan terjadinya
bukit pasir di Namibia
3. Erosi oleh Air
Jika tingkat curah hujan
berlebihan sedemikian rupa sehingga tanah tidak dapat menyerap air hujan maka
terjadilah genangan air yang mengalir kencang. Aliran air ini sering
menyebabkan terjadinya erosi yang parah karena dapat mengikis lapisan permukaan
tanah yang dilewatinya, terutama pada tanah yang gundul Pada dasarnya air
merupakan faktor utama penyebab erosi seperti aliran sungai yang deras. Makin
cepat air yang mengalir makin cepat benda yang dapat terkikis. Pasir halus
dapat bergerak dengan kecepatan 13,5 km perjam yang merupakan kecepatan erosi
yang kritis. Air sungai dapat mengikis tepi sungai dengan tiga cara: pertama
gaya hidrolik yang dapat memindahkan lapisan sedimen, kedua air dapat mengikis
sedimen dengan menghilangkan dan melarutkan ion dan yang ketiga pertikel dalam
air membentur batuan dasar dan mengikisnya. Air juga dapat mengikis pada tiga
tempat yaitu sisi sungai, dasar sungai dan lereng atas sungai.
Erosi juga dapat
terjadi akibat air laut. Arus dan gelombang laut termasuk pasang surut laut
merupakan faktor penyebab terjadinya erosi di pinggiran laut atau pantai.
Karena tenaga arus dan gelombang merupakan kekuatan yang dapat memindahkan
batuan atau sedimen pantai.
4. Erosi oleh Es
Erosi ini terjadi akibat
perpindahan partikel-partikel batuan karena aliran es yang terjadi di pinggiran
sungai. Sebenarnya es yang bergerak lebih besar tenaganya dibandingkan dengan
air. Misalnya glacier yang terjadi di daerah dingin dimana air masuk ke
pori-pori batuan dan kemudian air membeku menjadi es pada malam hari sehingga batuan
menjadi retak dan pecah, karena sifat es yang mengembang dalam pori-pori.
Erosi dapat juga
dibedakan berdasarkan kenampakan lahan akibat erosi itu sendiri (Asdak, 1995:
441) yaitu:
1) Erosi Percikan (Splash
Erosion)
Erosi percik
adalah terkelupasnya partikel-partikel tanah bagian atas oleh tenaga kinetik
air hujan bebas atau sebagai air lolos. Erosi ini terjadi pada awal hujan,
dimana intensitas erosi meningkat dengan adanya air genangan, tetapi setelah
terjadi genangan dengan kedalaman tiga kali ukuran butir hujan, erosi
percik menjadi minimum.
2) Erosi Kulit (Sheet
Erosion)
Erosi kulit
adalah erosi yang terjadi ketika lapisan tipis permukaan tanah di daerah
berlereng terkikis oleh kombinasi air hujan dan air larian. Erosi kulit merupakan
bentuk erosi yang terjadi setelah erosi percik. Erosi kulit dapat terlihat
secara jelas di daerah yang relatif seragam permukaannya dan daerah yang
memiliki potensi besar mengalami erosi kulit adalah daerah dengan komposisi
lapisan permukaan tanah atas yang rentan atau lepas terletak di atas lapisan
bawah yang sulit. Besar kecilnya tenaga penggerak terjadinya erosi kulit
ditentukan oleh kecepatan dan ke dalaman air larian.
3) Erosi Alur (Rill
Erosion)
Erosi alur adalah pengelupasan yang diikuti dengan
pengangkutan partikel-partikel tanah oleh aliran air larian yang terkonsentrasi
di dalam saluran-saluran air. Erosi alur terjadi ketika air larian masuk ke
dalam cekungan permukaan tanah, kecepatan air larian meningkat dan akhirnya
terjadilah transportasi sedimen.
4) Erosi Parit (Gully
Erosion)
Erosi parit
merupakan perkembangan lanjut dari erosi alur, dikatakan sebagai erosi parit
apabila alur sudah sangat besar dan tidak dapat dihilangkan hanya dengan
pembajakan biasa atau alur tersebut berhubungan langsung dengan saluran
pembuangan utama. Erosi parit diklasifikasikan menjadi erosi parit bersambungan
dan erosi parit terputus-putus. Sedangkan menurut bentuk penampang melintangnya
erosi parit dibedakan menjadi parit bentuk V dan parit bentuk U. Erosi parit
bentuk V terjadi pada tanah yang relatif dangkal dengan tingkat kerapuhan tanah
(erodibilitas) seragam, sedangkan erosi parit bentuk U terjadi pada
tanah dengan erodibilitas rendah terletak di atas lapisan tanah dengan erodibilitas
tanah lebih tinggi.
5. Valley
erosion
Erosi oleh air yang mengalir di daerah
perbukitan yang membentuk lembah-lembah sungai atau lereng-lereng perbukitan.
Alur atau lembah berbentuk berbentuk “V”. Erosi dominan secara vertikal. contoh
gambar
6.
Stream erosion
Erosi oleh air dalam bentuk aliran
sungai. Lembah sungai berbentuk “U”. Terjadi erosi lateral yang makin ke hilir
makin dominan dan dapat membentuk aliran sungai bermeander.
7. Erosi
oleh gelombang
·
Erosi terjadi
oleh gelombang laut yang memukul ke pantai. Erosi dapat dibedakan menjadi: •
Erosi oleh pukulan gelombang yang memukul ke tebing pantai. Pukulan gelombang
menyebabkan batuan pecah berkeping-keping.
·
Abrasi atau
corrasi (abrasion / corrasion): erosi oleh material yang diangkut gelombang
ketika gelombang memukul ke tebing pantai.
·
Erosi oleh Angin
Erosi ini terjadi oleh angin yang bertiup. Erosi ini terjadi di daerah yang
tidak bervegetasi atau bervegetasi sangat jarang di daerah gurun atau pesisir.
Erosi ini dapat dibedakan menjadi:
1. Deflasi:
erosi oleh angin yang bertiup dan menyebabkan material lepas yang halus
terangkut.
2. Abrasi: erosi
oleh material-material halus yang diangkut oleh angin ketika angin menerpa
suatu batuan.
KESIMPULAN
Menurut istilah ilmu geologi erosi adalah suatu
perubahan bentuk batuan, tanah atau lumpur yang disebabkan oleh kekuatan air,
angin, es, pengaruh gaya berat dan organisme hidup. Angin yanng berhembus
kencang terus-menerus dapat mengikis batuan di dinding-dinding lembah. Air yang
mengalir terus-menerus selama jutaan tahun dapat menggerusbatuan di. Demikian
pula erosi akibat es yang disebut dengan glacier yang dapat meretakkan batuan
jika celah-celah batuan yang terisi dengan air yang membeku.
Menurut Utomo (1991:
95) dalam Agung (2008: 16) macam-macam erosi dibedakan menjadi 2, yaitu:
1). Erosi alami
atau erosi geologi (Geologycal erosion)
2). Erosi
dipercepat (Accelerated erosion)
Sedangkan menurut proses terjadinya,
erosi terjadi akibat :
1. Erosi Akibat
gaya Berat
2. Erosi oleh Angin
3. Erosi oleh
Air
4.
erosi oleh es
0 komentar:
Posting Komentar
demi melengkapi tulisan ini,sangat dibuttuhkan komentar anda
S I L A H K A N K O M E N T A R............